Tuesday 16 December 2014

Belajar Membaca Yuk

Belajar Membaca Yuk


Bermain sambil belajar merupakan salah satu metode yang tepat bagi anak – anak usia dini. Secara tidak langsung mereka diajak untuk belajar  namun dikemas dalam permainan. Begitu juga yang terjadi di KB – TK Tarakanita 3. Apa saja permainan itu?
Sebagai pendidik anak usia dini, kami guru – guru KB – TK Tarakanita 3 harus berpikir kreatif agar kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas tidak membosankan. Pada hari Selasa 27 Agustus 2013 , tepatnya di kelompok B, guru melakukan permainan kartu huruf. Media yang digunakan adalah papan planel, dan kartu huruf. Cara permainannya sebenarnya sederhana, namun hal ini sangat membuat anak – anak senang dan gembira.
Pertama guru membagi dua regu yang terdiri dari 4 anak setiap regunya, lalu ada pembagian tugas dari 4 anak tersebut salah satunya bertugas menempel kartu huruf di papan planel, lalu 3 rekannya yang lain bertugas mencari kartu huruf sesuai dengan yang ditunjukkan oleh guru. Lalu guru berperan dalam memberikan kartu huruf dan gambar yang lebih besar, dan guru mengganti setiap kartu tersebut setelah anak – anak berhasil menemukan kartu huruf yang ditunjukkan guru.
Dalam permainan ini, anak diajak untuk mengenal huruf secara acak, yang diharapkan pada akhirnya anak akan mengerti semua bentuk huruf. Permainan ini juga dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat kesulitan, namun pada tahap awal pramembaca permainan ini sungguh dapat membantu anak – anak.

Bermain Sambil Belajar

Bermain Sambil Belajar

Toni Buzan, seorang pakar pendidikan, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukannya selama 30 tahun tentang asosiasi siswa terhadap kata "belajar". Ia menemukan kata atau konsep, yaitu: membosankan, ujian, pekerjaan rumah, buang-buang waktu, hukuman, tidak relevan, penahanan, idih, benci, dan takut.
Bila konsep "belajar" sudah memiliki stigma seperti itu, maka bisa diprediksi bagaimana kondisi psikologi pelajar ketika ia sedang belajar dalam arti sesungguhnya. Tekanan, penderitaan, bahkan siksaan batin tentu akan dirasakannya. Nah, bila suasana yang terbentuk sudah seperti itu, jangan berharap materi pelajaran bisa dipahami secara optimal. Menyikapi kondisi seperti itu, tidak ada opsi lain, sesungguhnya belajar haruslah menyenangkan!
Ada korelasi positif antara situasi belajar menyenangkan dengan hasil belajar. Analoginya, jika pelajar senang dan serius menerima pelajaran yang disampaikan pengajar dengan suasana menyenangkan dan rileks, maka potensi untuk menyerap materi-materi itu tentu lebih besar ketimbang dalam suasana membosankan. Suasana menyenangkan dan rileks itulah sesungguhnya faktor penting dalam sebuah kegiatan belajar. Para ahli berkata seseorang akan mampu melakukan lompatan lebih jauh ke dapan dalam kegiatan belajar yang rileks daripada dalam suasana yang tegang.
Hasil penelitian pendidikan pada dekade terakhir pun mengungkapkan bahwa belajar akan efektif, jika pembelajar dalam keadaan gembira, nyaman, dan rileks. Keadaan tersebut telah terbukti memberikan efek yang luar biasa terhadap capaian hasil belajar peserta didik. Bahkan potensi kecerdasan intelektual yang selama ini menjadi primadona sebagai penentu keberhasilan belajar, ternyata tidak sepenuhnya benar. Kecerdasan emosional telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efektivitas pembelajaran di samping kecerdasan intelektual.
Sesungguhnya, kegembiraan dan kesenangan dalam belajar dapat diciptakan melalui banyak cara. Tergantung kreatifitas elemen-elemen pembelajaran yang bersangkutan. Hal terpenting tentu saja ada pada sebuah pertanyaan, apakah ada kemauan untuk membuat kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan atau tidak? Bila kemauan sudah ada, nisacaya jalan pun terbentang. Kreatifitas pun datang dan menjelmalah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan! Metode "bermain sambil belajar" adalah salah satu dari sekian banyak metode yang ditawarkan untuk membuat kegiatan belajar menjadi menyenangkan.
Bermain Sambil Belajar
Bermula dari TK, siswa terlihat bahagia. Mereka bisa melakukan aktivitas yang disukainya dengan cara yang menyenangkan. Mereka bisa belajar sambil bermain, sambil tertawa, bahkan bisa tidur siang bersama. Selepas TK, proses dan metoda belajar di sekolah lebih serius. Guru-guru pun mulai bertampang dan berprilaku serius. Tidak ada lagi bermain sambil belajar. Materi pelajaran semakin dan bahkan terlampau berat. Beban mereka pun semakin berat. Akibatnya, jangan heran, ketika bel pulang berbunyi....Horee...! Lepaslah semua beban yang ada. Ya...sekolah ternyata menjadi sebuah beban! Padahal sejatinya kata "sekolah" sendiri berasal dari kata "scholae" yang bermakna bersenang-senang/bermain-main.
Bermain bagi anak-anak, sama pentingnya dengan bekerja bagi orang dewasa. Ketika bermain, orang dewasa, terlebih anak-anak, akan mendapatkan pengalaman dari proses bermainnya tersebut. Pengalaman yang diperolehnya kelak akan menambah dan mengembangkan pengetahuannya. Bukankah hal tersebut sesuai dengan pepatah "pengalaman adalah guru yang terbaik?". Dalam situs www.kompas.com, para pakar perkembangan anak menemukan 5 bukti ilmiah dari manfaat bermain, di antaranya: berperilaku lebih baik, mampu bekerja dalam tim dan berempati, banyak bergerak dan aktif, meningkatkan kemampuan belajar, dan membuat gembira.
Selain bermain sambil belajar, para ahli pendidikan menawarkan beragam opsi metode untuk menciptakan suasana menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Di antaranya adalah dengan pengoptimalan media musik seperti tampak dalam Metode Sugestopedia dan Kuantum Learning, pengoptimalan media komputer dan animasi, pengoptimalan suasana dengan humor, permainan, bermain peran, dan metode-metode lainnya yang sengaja dikembangkan untuk, tentu saja, membuat kegiatan pembelajaran semakin menyenangkan.

Saturday 13 December 2014

Belajar Sambil Bermain

Belajar Sambil Bermain

Belajar sambil bermain adalah metode belajar paling efektif. Melalui metode ini siswa jadi lebih kreatif dan aktif. Mereka jadi lebih senang mengikuti pelajaran serta tidak mudah bosan. Tidak hanya itu, siswa juga bisa memperoleh beberapa keterampilan tambahan di luar materi yang diajarkan. Ada lima alasan mengapa belajar sambil bermain menjadi penting diterapkan dalam kelas.

Pertama, seorang siswa bisa belajar melalui proses berjalannya permainan. Dengan permainan para siswa bisa belajar memahami konsep dan ide baru dalam belajar. Siswa juga bisa melihat materi yang diajarkan dari perspektif yang belum mereka ketahui sebelumnya, sehingga mereka akan mulai bereksperimen dengan kemungkinan-kemungkinan dan variabel-variabel baru.

Kedua, dengan permainan bisa menjadi perantara untuk mengikutsertakan murid dalam proses belajar-mengajar. Beberapa pelajaran memerlukan keaktifan siswa. Seperti pelajaran bahasa asing yang membutuhkan wawasan tentang cara pengucapan dan perbendaharaan kata yang cukup. Melalui permainan, guru dapat mengajak mereka untuk mengucapkan
beberapa kata atau dalam bentuk kalimat, sehingga secara tidak langsung mereka telah berlatih mengucapkan kata-kata dan kalimat-kalimat tersebut.

Ketiga, melalui permainan murid bisa mempelajari beberapa keterampilan penting. Ada banyak sekali keterampilan yang bisa dipelajari oleh murid melalui permainan, seperti keterampilan berpikir kritis, team work, kreatifitas dan sportivitas. Contohnya dalam pelajaran bahasa ada beberapa keterampilan dasar yang penting, seperti keterampilan dalam menggunakan kata yang sangat banyak.

Keempat, sebuah permainan bisa menjadi salah satu faktor penguat memori. Pada saat bermain, tanpa disadari murid banyak berinteraksi dengan materi yang sedang diajarkan, hal ini bisa menjadi salah satu faktor yang membuat mereka mudah mengingat materi tersebut. Di dalam permainan, para murid banyak melewati momen yang sulit dilupakan. Dengan membuat variasi jenis permainan yang diberikan, stimulus yang diterima siswa akan bermacam.

Kelima, dengan permainan maka dapat menyerap perhatian siswa dan mengikutsertakan mereka kedalam proses belajar yang aktif. Siswa sangat menyukai permainan, hal ini bisa menjadi cara yang baik untuk memusatkan fokus sekaligus menyerap perhatian mereka. Setelah melewati masa liburan, murid biasanya terlihat sangat energik dan mudah bosan. Ketika masa seperti ini maka permainan yang memakan banyak energi bisa segera mengembalikan pikiran mereka kepada pelajaran, sehingga mereka bisa kembali siap untuk menerima pelajaran yang baru.